Friday, August 15, 2008

DARI LINGKUNGAN .......... ANAK BELAJAR

DARI LINGKUNGAN HIDUPNYA
…………………ANAK-ANAK BELAJAR

Jika anak banyak dicela,
Ia akan terbiasa menyalahkan
Jika anak banyak dimusuhi,
Ia akan terbiasa menentang
Jika anak dihantui ketakutan,
Ia akan terbiasa merasa cemas
Jika anak benyak dikasihani,
Ia akan terbiasa meratapi nasibnya
Jika anak dikelilingi olok-olok,
Ia akan terbiasa menjadi pemalu
Jika anak dikitari rasa iri,
Ia akan terbiasa merasa bersalah
Jika anak serba dimengerti,
Ia akan terbiasamenjadi penyabar
Jika anak banyak diberi dorongan,
Ia akan terbiasa percaya diri
Jika anak banyak dipuji,
Ia akan terbiasa menghargai
Jika anak diterima oleh lingkungannya,
Ia akan terbiasa menyayangi
Jika anak banyak dipersalahkan,
Ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri
Jika anak mendapatkan pengakuan dari kiri-kanan,
Ia akan terbiasa terbiasa menetapkan arah langkahnya
Jika anak diperlakukan dengan jujur,
Ia akan terbiasa melihat kebenaran
Jika anak ditimang tanpa berat sebelah,
Ia akan terbiasa melihat keadilan
Jika anak mengenyam rasa aman,
Ia akan terbiasa mengandalkan diri dan mempercayai orang disekitarnya
Jika anak dikerumuni keramahan,
Ia akan terbiasa berpendirian, ”Sungguh Indah dunia ini”

Bagaimana anak Anda...................................................????????????

Dorothy Low Nolte,
(Children Learn What They Live With)


Konsultasi dapat dilakukan melalui email agreement dan kontrak

PENGEMBANGAN DIRI

PENGEMBANGAN DIRI

Oleh : Hamidah

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
30 Nopember 2005

A. PENDAHULUAN

Setiap orang memiliki kemungkinan untuk berkembang, baik karena faktor potensi yang dimiliki, pengaruh atau manipulasi lingkungan, serta interaksi dari keduanya. Akan tetapi untuk bisa berkembang seseorang perlu memahami dirinya, terbuka terhadap berbagai informasi, dan mau berusaha untuk mengembangkan dirinya. Ketika seseorang merasa dirinya pandai, merasa lebih dari orang lain, atau ketika kita menganggap orang lain lebih jelek dari diri kita, maka ia tidak akan mau belajar, menutup diri dari perkembangan informasi dan tidak akan berupaya untuk mengembangkan dirinya melalui pemikiran yang kreatif. Beberapa faktor yang berperan dalam proses pengembangan diri adalah:

1. Pengenalan diri
Upaya untuk dapat mengetahui potensi diri sendiri seseorang perlu mengenali dirinya, baik yang berbentuk intelektual, bakat, minat, kepribadian, kondisi emosi dan pola kebiasaan berperilaku. Hal ini diperlukan agar kita tidak meletakkan standar diri kita terlalu tinggi atau terlalu rendah dari kemampuan yang kita miliki. Sehingga tidak terjadi konsep diri yang salah. Adanya kesalahan dalam pembentukan dan peletakan konsep diri akan mengakibatkan terjadinya kesenjangan dalam pribadinya, sehingga akan menimbulkan kondisi negatif pada diri seseorang, bisa dalam bentuk kecewa, frustrasi, putus asa, stres atau depresi. Kalau seseorang meletakkan dirinya terlalu tinggi juga akan menimbulkan bentuk-bentuk perilaku yang tidak terkendali, baik dalam bentuk arogansi, kesombongan, atau ketertutupan atas berbagai perubahan atau informasi dari luar.

2. Keterbukaan diri
Untuk dapat mencapai pengembangan diri yang maksimal, seseorang perlu membuka diri untuk mendapatkan masukan dari orang lain atau lingkungan. Sehingga ia dapat menerima masukan apa saja, baik yang sifatnya buruk maupun yang baik dari lingkungan atau orang lain. Pribadi yang terbuka dapat menerima kritik dan masukan dari orang lain tentang dirinya, mau melakukan re thinking atau introspeksi terhadap apa yang telah dilakukan dan mau belajar untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.


3. Berfikir kreatif
Sebagai upaya untuk mengembangkan diri dana potensinya, maka seseorang dituntut untuk dapat berfikir kreatif dan inovatif, agar mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah secara tepat, serta dapat merubah kebosanan yang muncul akibat rutinitas menjadi suatu tantangan yang menyenangkan. Menurut Torrence yang dimaksud dengan pribadi kreatif adalah kemampuan seseorang untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, asosiasi baru, baik imajinatif maupun abstrak, konkrit, berdasarkan bahan, informasi atau data yang ada dari hasil interaksi dengan lingkungan, yang diwujudkan dalam bentuk memberikan respon terhadap stimlus yang diterimanya, yang bertujuan untuk memecahkan masalah. Beberapa ciri pribadi kreatif yang diidentifikasi oleh Mc Kinon (1966) adalah sebagai berikut :
a. Cerdas
b. Mandiri dalam berfikir dan mampu bertindak
c. Terbuka terhadap dunia dalam maupun dunia luar
d. Intuitif dalam melihat suatu suatu masalah.
e. Menjunjung tinggi teori dan estetika dalam ilmu pengetahuan.
f. Berani dan teguh hati dalam mengatakan hal-hal yang berlainan

Sedangkan menurut Munandar, ciri pribadi kreatif ditandai dengan adanya :
1. rasa ingin tahu,
2. bersifat Imajinatif,
3. merasa tertantang,
4. berani mengambil resiko,
5. adanya sikap menghargai.

Faktor yang mempengaruhi pribadi kreatif adalah :
1. kemampuan kognitif
2. karakteristik kepribadian yang disiplin, kesungguhan dan kemandirian dalam menghadapi maslah
3. Motivasi intrinsik
4. Keterbukaan terhadap pengalaman
5. Lingkungan sosial

4. Berfikir Inovatif
Kemampuan seseorang akan berkembang apabila ia mau dan mampu mengembangkan inovasinya melalui berbagai perubahan, untuk bisa berubah dari tataran yang sudah mapan bukan hal yang mudah, namun membutuhkan pengorbanan, kemauan dan upaya untuk berkembang.
Orang yang memiliki pemikiran inovatif selalu berpikir untuk mengubah yang sudah ada dan memperoleh hal-hal baru, untuk mendapatkan sesuatu yang bertujuan untuk memudahkan penyelesaian masalah, atas pertimbangan kegunaan dan daya manfaat, oleh karena itu pemikiran inovatif ini biasanya perlu didukung oleh daya kreativitas.
Kepekaan seseorang untuk mencermati sesuatu merupakan faktor penunjang yang memiliki peranan cukup bagi kemampuan inovatif. Melalui kepekaan ini seseorang akan cepat menemukan hal-hal yang masih dapat diubah, mampu melihat secara tepat apa yang masih memungkinkan untuk disempurnakan sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih baik atau lebih banyak.

5. Kemampuan Problem Solving
pengembangan diri yang baik biasanya diikuti oleh kemampuan problem solving secara kreatif. Potensi ini cukup dapat berkembang sebagai akibat adanya perilaku pembiasaan dan dorongan lingkungan serta kesempatan yang tidak memangkas daya kreativitas seseorang.
Pengasahan kemampuan problem solving ini biasanya juga diikuti oleh keberanian mengambil keputusan dan resiko yang akan dihadapi. Resiko tersebut juga memerlukan pertimbangan yang matang dari setiap konsekwensi yang mengikutinya, agar tidak terjadi ketimpangan dalam setiap keputusan.
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas daya kreatif biasanya ditandai dengan munculnya berbagai alternatif pemecahan masalah yang variatif dan tidak terpaku oleh adanya standar yang sudah ada, tetapi selalu mengembangkan hal-hal baru yang mungkin tidak pernah dipikirkan oleh orang lain.

6. Berfikir proaktif
Tidak setiap orang memiliki pemikiran proaktif, akan tetapi setiap orang sebenarnya mampu bertindak dan berpikir proaktif, permasalahannya adalah terbiasa atau tidak. Sikap proaktif akan berkembang apabila seseorang mau merubah sikap menunggu menjadi sikap yang lebih aktif. Membangun kemampuan untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi, sehingga kita dapar membangun “coping” (baca: kemampuan mengantisipasi dan bertindak sebelum sesuatu terjadi).
Sikap proaktif bukan hal yang sulit untuk dilaksanakan, asalkan ada niat dan kemauan untuk belajar, berubah dan mencoba. Akan tetapi sikap proaktif ini akan menjadi sesuatu yang sulit untuk dilaksanakan, apabila tidak didukung oleh kepribadian yang terbuka, salah menempatkan harga diri, atau harga diri terlalu tinggi, serta adanya keengganan untuk mengubah sesuatu yang sudah mpan. Selain itu sikap poaktif ini juga akan muncul apabila ada kepekaan melihat suatu kesempatan dan memaknai kesempatan tersebut menjadi sesuatu yang positif.



7. Motivasi intrinsik
Pengambangan diri atau apapun yang menyangkut masalah perubahan akan dapat terjadi apabila didukung oleh adanya kemauan dan kesediaan untuk berkorban dalam melakukan perubahan tersebut. Kemauan yang mendorong ada tidaknya perubahan adalah karena adanya kemauan yang tumbuh dari dalam diri kita sendiri. Lingkungan merupakan kesempatan dan wahana yang memfasilitasi, tetapi kalau tidak ditunjang oleh adanya kemauan dari dalam diri sendiri, maka perubahan dan pengembangan tidak akan pernah terjadi.

8. Dukungan lingkungan dan fasilitas
Marilah kita mencoba memaknai perubahan dan kreativitas tidak selalu identik dengan teknologi yang mahal, teknologi canggi, dan sesuatu yang harus didukung oleh “hight cost”. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memanfaatkan sesuatu yang sudah ada, agar tidak monoton dan membosankan, maka yang sudah ada dapat kita ubah, digabungkan, dikurangi, atau bentuk sesuai dengan kebutuhan. Namun demikian bagaimanapun untuk dapat melakukan itu bukan tanpa fasilitas pendukung, namun pasti memerlukan dukungan dalam bentuk fasilitas lain.
Demikian tulisan ini semoga bermanfaat bagi kita semua, dan semoga dapat membuka mata dan telinga kita untuk memulai sesuatu yang baru menuju kesuksesan dan bermanfaat dunia akhirat.